Dikdasmen PNF DIY – Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal PWM D.I. Yogyakarta menggelar pembinaan rutin kepala SMA/SMK/MA/SLB se-DIY pada Jumat (29/11/2024) di Aula PWM DIY.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, M.Ag., Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Fathur Rahman, S.Pd., M.Si. Adapun materi pembinaan disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY, Dr. Widiastuti, S.Ag., M.M.

Achmad Muhamad, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah baru saja menerbitkan panduan sekolah unggul-berkemajuan.

“Kurang lebih ada 574 calon sekolah unggul milik Muhammadiyah. DIY sendiri mengirimkan 27 calon sekolah unggulnya,” tutur Achmad Muhamad.

Adapun Dr. Widiastuti menyampaikan materi tentang pentingnya menyiapkan SDM transformatif dalam upaya menghadapi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).

VUCA sebagaimana istilah ini kali pertama diumumkan memiliki beberapa implikasi dan erat sekali dengan perkembangan industrialisasi dan digitalisasi. Ia menghadirkan perubahan yang sangat cepat, melahirkan ketidakpastian, kompleks, dan memastikan pemandangan yang senantiasa bias.

“Kepala sekolah sejak awal mesti menyadari bahwa dirinya membawahi banyak sekali manusia, mulai dari guru, tenaga kependidikan, dan siswa,” ungkap Widiastuti.

“Di tengah perkembangan zaman yang kian pesat ini sekolah mesti menetapkan visi dan strategi yang jelas, menghadirkan inovasi berkelanjutan, mengembangkan potensi dan kemampuan SDM, serta memanfaatkan teknologi,” imbuh Widiastuti.

Ketua PWA DIY itu juga menyampaikan berbagai ancaman sekaligus peluang VUCA. Selain itu, Widiastuti juga menegaskan beberapa tantangan dan cara yang dirasa perlu diambil untuk menghadapi realitas zaman belakangan ini.

“Saat ini muncul berbagai tantangan kepemimpinan di sekolah, diantaranya ialah bagaimana kita sebagai guru dapat mengelola keragaman latar budaya siswa, menanggulangi masalah disiplin dan motivasi siswa, serta menyelaraskan kurikulum nasional dengan nilai-nilai pendidikan Muhammadiyah,” tutup Widiastuti. (sya)