Kebijakan kurikulum terbaru yang telah dicanangkan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah dirumuskan di atas fondasi paradigma pendidikan yang holistik dan integratif. Paradigma ini memandang bahwa pemahaman terhadap peserta didik hendaknya secara utuh multidimensional, tidak parsial. Pemahaman individual ini berimplikasi pada pentingnya mempertimbangkan kurikulum yang memadukan berbagai kompetensi (capaian pembelajaran) yang bersifat utuh, termasuk memandang ilmu agama dan pemenuhan keterampilan abad 21 sebagai satu-kesatuan yang tidak terpisahkan.

Di sisi lain, dinamika perkembangan psikologis peserta didik saat ini terjadi di tengah era teknologi yang mengalami disrupsi dan telah merevolusi kebiasaan berpikir, bersikap, dan bertindak. Booming informasi yang tidak terkendali di tangan peserta didik (remaja) yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan tengah mengalami krisis identitas terkadang sering menimbulkan ketegangan relasional antara dirinya dengan orangtua, guru, dan teman sebaya. Rendahnya resiliensi diri ini yang terkadang menyuburkan perilaku destruktif, intoleran, bahkan kekerasan terhadap orang lain.

Oleh karena itu, tali-temali berbagai persoalan di atas hendaknya perlu dipahami dan menjadi perhatian pengelola pendidikan. Sebagai pengelola lembaga pendidikan, kepala sekolah dan guru hendaknya dapat mentransmisi nilai-nilai empati, kepercayaan, dan kerjasama sebagai nilai-nilai universal dengan satu tujuan, yakni membangun kedamaian melalui pendidikan untuk dunia yang satu.

Berdasarkan situasi gambaran diatas, majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta menyelenggarakan Upgrading Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah se D.I. Yogyakarta dengan mengambil tema “Budaya Kedamaian Dalam Pendidikan Muhammadiyah Holistik-Integratif”

Kegiatan ini selenggarakan selama 3 hari, yakni; 2 – 4 September 2022, di Hotel Puri Asri Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Untuk peserta kegiatan semuanya merupakan para kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah se D.I. Yogyakarta jenjang SMA/SMK/MA/SLB Muhammadiyah dibawa naungan majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta.

Fathur Rahman, M.Si. selaku Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta bidang pendidikan dan tenaga kependidikan, yang juga selaku PIC program pelatihan tersebut menyatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan ;

  1. Membangun kesadaran para pengelola pendidikan tentang makna penting pendidikan holistik-integratif
  2. Membangun kesadaran para pengelola pendidikan tentang urgensi transmisi nilai-nilai universal dan budaya kedamaian untuk dunia yang satu
  3. Meningkatkan kapasitas pengelola pendidikan dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi pendidikan holistik-integratif serta strategi peacebuiliding di sekolah/madrasah

Kegiatan pelatihan akan dilakukan dalam beberapa bentuk dan alur. Sessi Pleno; Peserta mengikuti kegiatan pleno di sessi awal yang terdiri dari orientasi dan kontrak pelatihan, penyamaan persepsi tentang paradigma holistik-integratif dan budaya damai dalam pendidikan. Sessi Pelatihan Budaya Damai; Peserta mengikuti kegiatan building capacity kepala sekolah sebagai inisiator atau penggerak budaya damai di sekolah masing-masing. Sessi Rencana Tindak Lanjut; peserta di hari terakhir akan mendiskusikan inisiatif dan pra-desain pembentukan kapasitas guru dan siswa di sekolahnya masing-masing.

Sementara itu ketua majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta, Achmad Muhamad, M.Ag., membuka langsung acara kegaiatan tersebut, dalam sambutannya Achmad Muhamad, M.Ag. mengatakan bahwa sebenarnya program upgrading yang bertemakan sekolah/madrasah Budaya Kedamaian Dalam Pendidikan Muhammadiyah Holistik-Integratif merupakan program yang sudah lama direncanakan, namun baru bisa terealisasi saat ini.

Adapun pemateri yang mengisi materi pada acara ini ialah:

  1. Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, M.M. yang menyampaikan materi Leadership Challenges for Principal in 21st Century
  2. Prof. Dr. Tasman Hamami, M.A. yang menyampaikan materi Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah Dalam Pendidikan Holistik dan Integratif
  3. Irfan Amalee, M.A. yang membawakan materi Peacebuilding Culture at Schools, sekaligus menjadi materi utama dalam acara upgrading tersebut.

Diakhir acara sekaligus penutupan kegiatan, majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta menghadirikan Prof. Dr. M. Sirajuddin Syamsuddin, M.A. (mantan ketua PP Muhammadiyah) selaku salah satu tokoh yang aktif dalam kampanye-kampanye perdamaian, beliau diminta untuk memberikan arahan, pandangan dan meneceritakan pengalamannya dalam mengkampanyekan kedamaian baik dilevel nasional maupun dilevel internasional.

Prof. Dr. M. Sirajuddin Syamsuddin, M.A. sendiri sangat mengapresiasi acara tersebut, hal ini sebagai bukti bahwa sekolah/madrasah Muhammadiyah terus berkomitmen untuk menghadirkan lingkungan pendidikan yang anti kekerasan.

Prof. Dr. M. Sirajuddin Syamsuddin, M.A. mengklaim bahwa sejak dulu pendidikan Muhammadiyah sudah diarahkan untuk menghadirkan sekolah/madrasah yang ramah dan inklusif, baik yang beragama islam maupun yang non beragama islam.

Lebih lanjut mantan ketua MUI pusat ini berbepesan bahwa ada 3 nilai-nilai yang harus dijaga oleh semua kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah, yakni;

  1. Memahami dan menyadari kemajemukan;
  2. Mengembangkan budaya tolersansi;
  3. Hidup berdampingan secara damai.