Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D. I. Yogyakarta (Dikdasmen PNF PWM DIY) selenggarakan pertemuan bulanan pembinaan bagi Kepala Sekolah/Madrasah SMA/SMK/MA/SLB Muhammadiyah se-DIY. Pertemuan ini berlangsung di Ruang Aula PWM Lantai 2 pada Senin, 29 April 2024. Hadir secara langsung Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF DIY, Achmad Muhamad, M.Ag., didampingi Drs. Sarjono, M.Si. selaku Bendahara. Selain itu, hadir juga Wakil Ketua PWM DIY, Cahyono, S.Ag. selaku narasumber.

Achmad Muhamad dalam arahannya mengingatkan agar para Kepala SMA/SMK/MA/SLB Muhammadiyah senantiasa menjalankan kepemimpinan sesuai dengan karakter pemimpin yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Selanjutnya dalam mewujudkan visi pendidikan Muhammadiyah, Achmad mengatakan perlunya melakukan transformasi yang tidak sekedar menjadi program, tetapi menjadi sebuah gerakan. 

“Kami berharap transformasi pendidikan ini tidak hanya sebuah program atau slogan, tetapi menjadi sebuah gerakan transformasi sekolah/madrasah Muhammadiyah DIY,” tegasnya.

Mengutip pernyataan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti dalam pembukaan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Region I di Lampung. Achmad mencatat tiga modalitas transformasi sekolah/madrasah Muhammadiyah. Pertama, modalitas sejarah. Di mana, Pendidikan Muhammadiyah melahirkan kader-kader yang memiliki kompetensi, militansi, dan komitmen untuk memajukan Persyarikatan serta memajukan bangsa dan negara.

“Sebab itu, sudah seharusnya modalitas sejarah ini menjadi rujukan bagi sekolah/madrasah sekolah kita. Sekolah/madrasah Muhammadiyah DIY mesti memiliki harapan dan cita-cita melahirkan kader yang berkualitas dan berkompeten. Dengan cara kita memasifkan diskusi mengenai hal-hal dalam transformasi pendidikan Muhammadiyah DIY,” terang Achmad.

Wakil Ketua PWM DIY, Cahyono, S.Ag. (kanan), Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF DIY, Achmad Muhamad, M.Ag. (tengah), dan Drs. Sarjono, M.Si. (kiri) (Dok. Dikdasmenpnfdiy)

Wakil Ketua PWM DIY, Cahyono, S.Ag. (kanan), Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF DIY, Achmad Muhamad, M.Ag. (tengah), dan Drs. Sarjono, M.Si. (kiri) (Dok. Dikdasmenpnfdiy)

Kedua, modalitas nilai filosofis, yakni dalam konstruksi filosofis pendidikan yang sesuai dengan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan ‘Berkemajuan dan Berkejuangan’. Dalam hal ini, Achmad berharap agar selalu berikhtiar dalam mengusahakan yang terbaik. “Ketika takwa yang kita yakini dan dimaknai menjadi ikhtiar atau melakukan terbaik bagi sekolah/madrasah Muhammadiyah, kita pasti diberi kemudahan oleh Allah Swt.,” ujarnya.

Senada dengan pesan Prof. Abdul Mu’ti, yaitu ‘Dadio kiai sing kemajon lan ojo kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah’. Artinya, Jadilah intelektual atau cendekiawan Muslim yang berkemajuan dan jangan lelah bekerja dan beramal untuk Muhammadiyah.

Ketiga, modalitas dalam perspektif sosial-politik, yaitu dengan menjaga nama baik Persyarikatan. “Dalam persepsi sosial, pendidikan Muhammadiyah itu bagus. Sehingga kita harus menjaga kepercayaan masyarakat dan orang tua yang telah menyekolahkan anak-anaknya di Muhammadiyah, baik dalam proses pendidikan, pembelajaran, maupun tata kelola sekolah/madrasah dengan baik,” tegas Achmad. 

Selanjutnya, Achmad menyampaikan dalam melakukan gerakan transformasi pendidikan Muhammadiyah DIY harus dibarengi dengan profesionalisme guru, mutu pembelajaran, digitalisasi, kepemimpinan sekolah/madrasah, melejitkan prestasi siswa, dan peningkatan kesejahteraan. 

Kemudian, lewat materi bertajuk “Tegak Lurus dalam ber-Muhammadiyah”, Cahyono menegaskan untuk berislam yang sebenar-benarnya sesuai dengan paham Muhammadiyah dan berorganisasi dengan tekun dan istiqomah.