Dikdasmen dan PNF DIY – Penyusunan buku Suplemen Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (ISMUBA) telah memasuki tahap akhir. Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) PWM D. I. Yogyakarta menggelar penyusunan buku suplemen ini di Hotel Tjokro Style pada Jum’at – Ahad, (3-5/5/2024). Buku Suplemen ISMUBA yang disusun oleh 48 guru jenjang SMP/MTs dan guru SMA/SMK/MA sebagai tim tersebut akan digunakan sebagai bahan ajar bersama di sekolah/madrasah Muhammadiyah se-DIY.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi telah melakukan sosialisasi terkait Kurikulum ISMUBA. Selaras dengan itu, buku Suplemen ISMUBA juga akan disosialisasikan sebelum disahkan dan diluncurkan.
Selanjutnya dalam menyusun buku Suplemen ISMUBA, Achmad kembali mengingatkan catatan penting tentang adanya prinsip fleksibilitas. “Prinsip fleksibilitas ini untuk melakukan adaptasi antara kurikulum yang disusun agar disesuaikan dengan kondisi, terutama sumber daya yang ada di DIY. Prinsip ini menjadi pintu bagi kita untuk melegitimasi dari apa yang kita lakukan hari ini (red-penyusunan buku Suplemen ISMUBA),” terangnya.
Sembari Suplemen ISMUBA disusun, kata Achmad, kita juga menyusun petunjuk teknis implementasi Kurikulum ISMUBA khusus untuk DIY sebagai pedoman, meskipun belum disahkan. “Mudah-mudahan upaya ini menjadi solusi bagi sekolah/madrasah Muhammadiyah di DIY dalam mengimplementasikan kurikulum dari sisi regulasi dan kebijakan,” harap Achmad.
Memasuki penyusunan tahap ke tiga atau final ini, Achmad menyebut intensitas dalam penyusunan buku ini diharapkan membuahkan hasil yang terbaik. Selaku Tim Editor, Achmad melaporkan dari sisi jumlah telah mencapai target, meskipun beberapa belum komunikatif dengan siswa. Sehingga perlu dicermati, dibaca kembali dan mendapatkan hasil terbaik. “Sebaik-baik urusannya itu adalah yang selesai sampai akhir. Sebab itu, konsisten menyusun buku ini perlu diimbali dengan komitmen,” tutupnya.
Lebih lanjut, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY yang membidangi ISMUBA, Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd., menjelaskan walaupun namanya adalah Suplemen ISMUBA, namun secara ruh sejatinya adalah buku pelajaran.
“Berdasarkan hasil diskusi Majelis Dikdasmen dan PNF bersama PWM DIY, di mana prinsip fleksibilitas dari Kurikulum ISMUBA kita diberi kewenangan untuk melakukan pengembang sendiri dan sesuai kemampuan. Maka upaya ini merupakan satu langkah dalam mengadaptasi kehadiran Kurikulum ISMUBA yang akan datang,” jelas Lailan Arqam.