Dikdasmen PNF DIYSekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Gamping terus berupaya memberikan pendidikan yang inklusif bagi seluruh siswanya. Salah satu lewat program unggulan yang telah berjalan selama lebih dari 4 tahun yakni pelatihan ecoprint.

Melalui pelatihan ini, siswa dengan kebutuhan khusus tidak hanya mengembangkan keterampilan secara teknis, tetapi juga membuka peluang bagi siswa untuk mengembangkan potensi diri dan berkontribusi pada lingkungan sekitar.

Awalnya, pelatihan ecoprint di sekolah ini fokus pada teknik pounding atau memukul. Namun, saat ini, para siswa diajarkan teknik steaming atau dikukus yang lebih variatif. “Pelatihan ini diberikan pada siswa SMP dan SMA, jadwalnya fleksibel sesuai ketersedian bahan, kadang hari Selasa, Rabu, atau Kamis,” ujar Eni Fathurrohmah, Kepala Sekolah SLB Muhammadiyah Gamping.

Eni menjelaskan, pelatihan ecoprint tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri siswa dan kemampuan bekerja sama saat membuat ecoprint. “Siswa belajar untuk lebih kreatif dalam menangkap materi dan instruksi dari guru, berkolaborasi dengan teman, dan mengeksplorasi ide-ide baru,” imbuhnya.

“Tantangan utama kami adalah ketersediaan bahan baku seperti daun dan bunga. Namun, kami telah mengatasi masalah ini dengan menanam berbagai jenis tanaman di lingkungan sekolah,” ungkap Eni.

Dalam pelaksanaannya, Eni melihat, antusiasme siswa selama pelatihan sangat tinggi, mereka terlihat senang karena bisa berkreasi sesuai dengan imajinasinya masing-masing. Bahkan, kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran relatif minim.

“Kendalanya hampir tidak ada, hanya bahan baku seperti daun dan bunga yang tidak semua jenis bisa dimanfaatkan. Biasanya para guru akan mencari alternatif lainnya. Tapi sekarang, kami sudah menanam sendiri di lingkungan sekolah, jadi bisa langsung dipetik jika dibutuhkan,” papar Eni.

Selama program berlangsung, kata Eni, keterampilan berkreasi dan daya kreatif siswa semakin meningkat, siswa juga lebih peduli terhadap alam sekitar. Menurutnya, hal itu membuka gerbang peluang untuk mereka berwirausaha dengan memanfaatkan bahan-bahan alam di sekitar rumah.

Guna meningkatkan semangat siswa, pihaknya memanfaatkan langsung hasil ecoprint menjadi seragam sekolah. “Untuk hasil karya ecoprint yang sudah dibuat bareng-bareng itu, oleh siswa dengan didampingi para guru dan beberapa orang tua siswa, dijadikan seragam batik sekolah. Jadi seragam batik SLB Muhammadiyah Gamping itu hasil karya sendiri,” terang Eni. (guf)