Dikdasmen PNF DIY – Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal PWM D. I. Yogyakarta kembali menggelar pembinaan rutin untuk kepala SMA/SMK/MA/SLB Muhammadiyah se-DIY. Pembinaan disampaikan secara langsung oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Achmad Muhamad ditemani Sekretaris, Fathur Rahman, dan Sarjono selaku Bendahara.

Dalam arahannya, kegiatan yang berlangsung di Aula PWM DIY pada Kamis (30/1/2025) ini membahas pengukuran kinerja kepala sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Muhammadiyah.

Achmad memaparkan ada empat aspek utama dalam pengukuran kinerja kepala sekolah Muhammadiyah yang perlu diperhatikan. “Empat aspek itu meliputi ideologi, akademik, manajemen, dan kepemimpinan. Aspek-aspek ini tidak (bisa dipisahkan satu sama lain dan menjadi indikator utama dalam Key Performance Indicator (KPI) 2025,” ujar Achmad.

Terkait aspek ideologi, Achmad menekankan pentingnya nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). “Sebagai pemimpin sekolah/madrasah Muhammadiyah, AIK harus diukur. Yang dilihat adalah bagaimana menjalankan amanah sesuai dengan nilai-nilai AIK sesuai kebijakan Persyarikatan, khususnya dalam penguatan ideologi,” jelasnya.

Untuk aspek akademik, fokus pengukuran diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa. “Ini menjadi core business dari sekolah/madrasah. Kalau proses pembelajarannya justru menurun, ini jadi masalah. Kita akan lihat bagaimana peningkatan prestasi siswa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas,” tegas Achmad.

Sementara dalam aspek manajemen, kepala sekolah dinilai dari kemampuannya mengelola sumber daya dan melakukan digitalisasi. “Sumber daya itu bisa orang, bisa aset. Termasuk pengelolaan keuangan yang harus akuntabel dan transparan. Di era digital ini, kami juga mendorong sekolah untuk mengoptimalkan digital marketing melalui berbagai platform media sosial,” papar Achmad.

“Data Instagram, Twitter, Facebook dan media sosial lainnya yang dimiliki sekolah sudah terdata semua. Ketika diklik langsung muncul jumlah follower, jumlah konten yang diproduksi dan sebagainya. Ini akan menjadi salah satu indikator penilaian,” imbuhnya.

Lebih lanjut, aspek terakhir yakni kepemimpinan diukur dari kemampuan komunikasi dan koordinasi. “Pola komunikasi dengan para pihak itu harus baik, baik dengan guru, tim manajemen, orang tua siswa, siswa, dan masyarakat. Ini menjadi indikator penting aspek kepemimpinan,” terang Achmad.

“Kami berharap dengan adanya parameter yang jelas dalam pengukuran kinerja ini, kepala sekolah bisa lebih terarah dalam mengembangkan sekolahnya masing-masing. Sehingga visi-misi Muhammadiyah dalam pendidikan bisa tercapai,” pungkasnya. (Guf)