Dikdasmen PNF DIYHizbul Wathan (HW) SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (SMA Muhi) melaksanakan kegiatan Petuah (Perkemahan Tangguhkan Akhlakul Karimah) pada Rabu-Jumat, 1 – 3 Mei 2024 di Bumi Perkemahan Kedungtangkil, Kedungrejo, Pengasih, Kulonprogo. Kegiatan ini merupakan salah satu agenda tahunan untuk pembentukan karakter siswa bagi siswa kelas X yang merupakan kegiatan puncak dari ekstrakurikuler wajib HW. Tahun Pelajaran 2023/2024 ini, kegiatan perkemahan ini dikolaborasikan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Muhammadiyah Pancasila (P5M). Tema Perkemahan dan P5M kali ini adalah “Bhineka Tunggal Ika, Satu Asa, Satu Rasa, Muhi Tetap Satu Jua”,

Petuah kali ini diikuti sekitar 420 peserta didik kelas X dan 45 orang guru pendamping. Menurut ketua panitia kegiatan Ramanda Riksanto tujuan diadakannya kegiatan Kemah Taruna Melati ini adalah menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada anggota Hizbul Wathan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, menanamkan kedisiplinan dan kemandirian yang lebih baik bagi kelas X, mempererat komunikasi sesama anggota Hizbul Wathan, melatih kekompakan antar anggota, melatih, dan memperkuat mental anggota.

Kegiatan dibuka oleh Drs. H. Herynugroho, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dalam sambutannya Herynugroho menyampaikan bahwa kegiatan perkemahan dan P5M dapat melatih generasi muda agar memaksimalkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya, baik itu intelektual, spiritual, sosial, dan fisik.

“Perpaduan antara Kepanduan Hizbul Wathan dan Projek Penguatan Profil Pelajar Muhammadiyah Pancasila (P5M) dalam kegiatan ini bukanlah sebuah kebetulan. Keduanya saling melengkapi dalam membentuk karakter yang tangguh, berdasarkan pada nilai-nilai luhur bangsa. Semoga pengalaman yang akan dibagikan bersama selama perkemahan nantinya dapat memberi inspirasi dan kekuatan bagi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa,” paparnya.

Marsuni S.Pd., Wakil Kepala Kurikulum, menyampaikan bahwa ada 4 aspek kegiatan dalam P5M ini. 4 aspek tersebut adalah Budaya Kesenian dan Pertunjukan, Rumah Adat dan Kerajinan Daerah, Permainan Tradisional dan Makanan Tradisional. “Keempat aspek tersebut mencerminkan keindahan dan kekayaan dalam perbedaan, sementara juga menegaskan bahwa meskipun kita beragam, kita tetap satu dalam semangat persatuan. Melalui kegiatan yang kami rancang dengan cermat, kami berharap dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang kuat, di tengah-tengah keanekaragaman yang memperkaya,” papar Marsuni.

Edo Lestari, M.Psi., Wakil Kepala Kesiswaan, menyampaikan bahwa di tengah arus teknologi yang begitu cepat, perlu kiranya menjalin hubungan yang erat dengan alam. Mengenal lebih dalam tentang alam akan lebih menghargai kehidupan itu sendiri. Selain meningkatkan bonding dengan alam, berkemah terbukti memberi banyak keuntungan bagi fisik dan mental. “Silakan menggunakan kesempatan yang telah diberikan sebagai sarana istirahat, belajar di alam dengan cara cara kepanduan untuk menjadi kader persyarikatan yang membumi,” ungkap Edo Lestari.

Kegiatan perkemahan ini dibuka dengan upacara pembukaan pada pukul 09.00 WIB. Setelah proses pembangunan tenda selesai, kegiatan dilanjutkan dengan permainan persahabatan. Pada hari rabu dan kamis sore sampai pukul 22.00 WIB kegiatan diisi dengan kegiatan Apresiasi Seni Budaya P5 dari 12 kelas dengan durasi tampil sekitar 25 menit. Peserta sangat menikmati acara ini dengan saling bekerjasama. Kegiatan hari rabu ini ditutup dengan pentas seni dan api unggun.

Kegiatan jelajah alam dilaksanakan pada hari kedua yaitu Kamis, 2 Mei 2024 dengan waktu tempuh normal 4-5 jam. Pada kegiatan jelajah ini, semua anggota kawan wajib mengikuti (kecuali dua orang untuk memasak di tenda). Setiap kawan akan melewati 4 pos wajib dengan tugas masing-masing dan beberapa petunjuk angka sebagai penunjuk jalan. Waktu yang disediakan untuk kegiatan jelajah ini adalah kurang lebih sekitar 8- 9 jam. Setiap pos ada berbagai lomba seperti lomba memasak. Pada Jumat pagi 3 Mei 2024 para peserta mengadakan lomba memasak. Peserta diwajibkan memasak makanan tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia. (yus/sya)