YOGYAKARTA — Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Yogyakarta sukses menggelar Seminar Pendidikan bertajuk Sinergi Guru Menguatkan Kompetensi Menuju Pendidikan Unggul, pada Selasa (10/6), di Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi wadah penguatan kapasitas guru dalam menjawab tantangan zaman dan mendukung terwujudnya pendidikan yang unggul dan berdaya saing.

Seminar menghadirkan Dr. Didik Suhardi, Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal (PNF) PP Muhammadiyah sekaligus Staf Khusus Mendikdasmen RI, sebagai keynote speaker. Turut hadir pula Arif Jamali Muis, Staf Khusus Mendikdasmen RI Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, yang juga menjabat sebagai Sekretaris PWM DIY, sebagai narasumber utama.

Ketua FGM Yogyakarta, Yudi Wardaya, menegaskan pentingnya peran guru dalam membentuk generasi masa depan. “Guru bukan sekadar pengajar, melainkan aktor strategis dalam mencetak generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat dan memiliki daya saing global,” ujarnya.

Baca juga: Komitmen Berikan Pendidikan DIY Unggul dan Berkemajuan

Yudi menyoroti pentingnya adaptasi guru terhadap perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Ia menyebutkan bahwa tantangan pendidikan masa kini menuntut inovasi, kolaborasi, dan penguatan kompetensi secara berkelanjutan.

“Melalui pendekatan deep learning, proses pembelajaran bisa menjadi lebih bermakna dan mendorong siswa untuk berpikir kritis serta kreatif,” tambahnya.

Sementara Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, menyambut baik inisiatif seminar ini dan berharap dapat menjadi pemantik semangat guru untuk terus berkembang.

“Kita ditantang untuk tidak diam, melainkan terus berupaya meningkatkan kompetensi. Ini sejalan dengan visi pendidikan bermutu untuk semua yang dicanangkan Kementerian Pendidikan,” katanya.

Senada dengan itu, Ketua PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada, menyoroti makna kata “unggul” dalam konteks pendidikan. Ia menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab, kata khair yang berarti “baik” menjadi representasi dari keunggulan, dan disebutkan sebanyak 172 kali dalam Al-Qur’an—lebih banyak dibandingkan istilah baik lainnya seperti hasan atau ma’ruf.

Baca juga: Prof. Irwan Akib: Pendidikan Muhammadiyah sebagai Pilar Pengembangan Kader Unggul-Berkemajuan

“Unggul dalam arti kata kerja berarti menang. Untuk mencapainya, dibutuhkan kualitas lulusan, tata kelola yang baik, sarana dan prasarana yang memadai, mutu pembelajaran, jejaring kuat, pengabdian kepada masyarakat, serta sistem penjaminan mutu yang efektif,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki DNA keunggulan tersebut sejak zaman KH Ahmad Dahlan. Oleh karena itu, pendidikan Muhammadiyah perlu dikonstruksi dengan pendekatan yang lebih unggul dan terintegrasi.

“Marilah kita bersinergi dalam mewujudkan pendidikan yang unggul dengan mengamalkan ilmu secara nyata dan mengilmiahkan amal, disertai akhlak mulia dan akidah yang lurus,” pungkas Ikhwan.

Sumber: Mediamu.com