YOGYAKARTA – Majelis Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY kembali menggelar Silaturahmi dan Pembinaan Rutin Kepala SMA/SMK/MA/SLB Muhammadiyah se-DIY, Jumat (19/11).

Pada kesempatan ini, turut hadir selaku narasumber, H. Gita Danu Pranata, S.E., M.M., Wakil Ketua PWM DIY Bidang Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal.

Ketua Mejelis Dikdasmen PNF PWM DIY, Achmad Muhamad mengingatkan, dinamika pendidikan harus disikapi secara serius melalui evaluasi dan refleksi yang terencana, terutama menjelang penyusunan program dan perencanaan pendidikan di tahun mendatang.

Baca Juga : Seminar Pendidikan FGM Yogyakarta: Perkuat Kompetensi Guru Menuju Pendidikan Unggul

Achmad menjelaskan, refleksi dan evaluasi tidak dapat dilepaskan dari nilai ketakwaan. Mengutip Al-Hasyr ayat 18, ketakwaan menjadi dasar utama agar proses evaluasi berjalan jujur, objektif dan berorientasi pada perbaikan.

“Evaluasi dan refleksi itu fondasinya takwa. Ada kemauan melihat secara jujur apa yang baik dan apa yang belum baik, dalam bekerja maupun secara personal sebagai warga Persyarikatan,” tuturnya.

Sebagai pemimpin, lanjut Achmad, kepala sekolah tidak hanya bertugas menjalankan fungsi manajerial, tetapi juga memiliki tanggung jawab kepemimpinan yang berdampak langsung pada mutu pendidikan dan keberlangsungan sekolah/madrasah.

“Kehadiran kepala sekolah harus memberi pengaruh positif, baik dari sisi kepemimpinan, budaya sekolah maupun kualitas pendidikan itu sendiri,” ungkapnya.

Achmad juga mengingatkan, misi utama pendidikan Muhammadiyah adalah memanusiakan manusia. Oleh karena itu, seluruh kebijakan dan praktik pendidikan harus berorientasi pada peningkatan kualitas kemanusiaan peserta didik, tidak terbatas pada capaian akademik semata.

“Pendidikan itu memanusiakan manusia. Ini yang perlu terus direfleksikan. Apakah proses pendidikan benar-benar meningkatkan kualitas kemanusiaan anak-anak,” katanya.

Baca Juga : Prof. Irwan Akib: Pendidikan Muhammadiyah sebagai Pilar Pengembangan Kader Unggul-Berkemajuan

Lebih lanjut, Achmad mendorong, tumbuhnya budaya keterbukaan terhadap kritik dan masukan. Kritik merupakan bagian penting dalam proses pembinaan dan penguatan mutu pendidikan Muhammadiyah.

“Kritik dan masukan bukan untuk ditolak, tetapi menjadi kebutuhan bersama untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas,” tegasnya.

Pihaknya berharap, hasil refleksi dan evaluasi ditindaklanjuti secara konkret dalam penyusunan program sekolah, termasuk RKAS dan perencanaan semester berikutnya. Sehingga, pendidikan Muhammadiyah tetap berlandaskan nilai Persyarikatan, berorientasi mutu dan adaptif terhadap tantangan zaman.

“Program pendidikan harus disusun dengan sungguh-sungguh berdasarkan hasil evaluasi, agar pendidikan Muhammadiyah terus bergerak maju dan berkemajuan,” pungkasnya. (guf)