YOGYAKARTA – SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (SMA Muhi) mencatat prestasi baru pada ajang Seminar Gerakan Literasi “Derap Langkah Kepala Sekolah dan Guru SMA/SMK Kota Yogyakarta Tahun 2025”. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (10/12/2025) di SMK Negeri 2 Yogyakarta itu digelar oleh Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta.
Pada kesempatan itu, Kepala SMA Muhi, Drs. H. Herynugroho, M.Pd menerima penghargaan Kepala Sekolah Transformatif, dan guru Bahasa Indonesia Ichsan Yunianto Nuansa Putra, M.Pd meraih Juara 2 Makalah Terbaik.
Pengharagaan itu diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru melalui penguatan literasi, kepemimpinan, dan profesionalitas, sekaligus mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang progresif dan kompetitif.
Herynugroho menyampaikan, kepemimpinan transformatif harus mampu membangkitkan semangat perubahan dan mendorong kolaborasi. Sehingga tercipta lingkungan yang mendukung lahirnya inovasi.
Mengutip konsep multiple literacy dari James Paul Gee, ia menjelaskan bahwa literasi tidak sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi mencakup pemahaman konteks sosial, mengolah informasi dan berpikir kritis.
“Karena itu, guru masa kini perlu menguasai literasi secara luas agar dapat membimbing siswa menjadi pembelajar adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman,” tutur Herynugroho.
Baca juga : Progam Outing Class: Beri Pengalaman Nyata, Belajar Lebih Bermakna
Baginya, literasi adalah fondasi pembelajaran. Guru yang literat mampu menyampaikan materi secara kreatif, mengaitkan konsep dengan realitas, dan merancang pembelajaran yang menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
“Pendidik harus menjadi mercusuar pengetahuan. Transformasi pendidikan berawal dari guru dan kepala sekolah yang bervisi kuat dan terus mengembangkan kompetensinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Ichsan mengungkapkan, rasa syukur atas penghargaan yang diberikan. Capaian tersebut menjadi dorongan untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas akademik maupun profesional.
“Semoga dapat menjadi energi positif yang menginspirasi seluruh warga sekolah untuk selalu bergerak maju dan memberi yang terbaik bagi pendidikan,” ungkapnya.
Baca juga : Achmad Muhamad: Keunggulan Sekolah Muhammadiyah Harus Berdasar Ideologi
Ia juga berharap, capaian itu dapat memantik semangat para pendidik Muhammadiyah untuk memperkuat budaya menulis ilmiah, aktif dalam forum akademik dan berkontribusi melalui gagasan inovatif.
Ichsan berpendapat, keberhasilan guru tidak hanya diukur dari kemampuan mengajar, tetapi juga dari kontribusinya terhadap pengembangan pengetahuan dan praktik pendidikan.
Selaras teori social learning Albert Bandura, kata Ichsan, bahwa perilaku seseorang, termasuk peserta didik banyak dipengaruhi oleh figur yang mereka anggap kompeten. Sebab itu, guru yang konsisten berprestasi, disiplin dan berdedikasi akan menjadi teladan yang membentuk etos kerja siswa.
“Dengan memberi teladan berprestasi, guru tidak hanya mengajar lewat kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata yang dapat memengaruhi motivasi dan karakter peserta didik,” tutupnya. (Yusron/guf)
