Yogyakarta – Sebanyak 47 peserta telah mengikuti pelatihan Inkubasi Calon Saudagar Muda Muhammadiyah (ICSMM) angkatan kedua. Pelatihan berlangsung selama dua hari pada Sabtu–Ahad, 26–27 Juli 2025 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Yogyakarta.

ICSMM merupakan program untuk mendorong jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar SMA/SMK/MA Muhammadiyah se-D.I. Yogyakarta. Program ini adalah hasil kolaborasi antara Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY dengan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) DIY dan PT. BPRS Harta Insan Karimah Mitra Cahaya Indonesia (HIK MCI).

Anggota Pendidikan Nonformal Majelis Dikdasmen PNF DIY, Dr. Lutfi Wibawa, M.Pd., dalam pembukaan Pelatihan ICSMM #2 menyebut, program ini merupakan wujud komitmen Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY dalam membentuk generasi muda yang siap menjadi wirausahawan.

“Tahun ini adalah pelaksanaan kedua ICSMM. Tahun lalu kita mulai dengan semangat, dan alhamdulillah tahun ini bisa kita lanjutkan. semoga, ICSMM dapat menjadi agenda tahunan yang terus berkembang dan melahirkan kader saudagar muda yang berdaya saing,” ujar Lutfi.

Pada tahun 2025 ini, lanjut Lutfi, diikuti oleh 47 peserta yang terbagi ke dalam 15 kelompok usaha, dengan bidang yang beragam mulai dari kuliner, hingga cenderamata. Peserta berasal sekolah/madrasah Muhamamdiyah se-DIY.

Senada dengan itu,  Ketua Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, M.Ag., menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar panjang Muhammadiyah dalam mencetak kader wirausahawan tangguh yang siap menjawab tantangan zaman.

“Muhammadiyah sejak awal disokong oleh kekuatan para saudagar. Mereka bukan hanya dermawan, tetapi juga penggerak perubahan. Spirit ini perlu dihidupkan kembali oleh generasi muda saat ini,” tuturnya.

Achmad memberikan apresiasi terhadap semangat peserta yang menunjukkan antusiasme luar biasa sejak proses pendaftaran. “Menjadi bagian dari program ini adalah langkah besar. Anak-anak muda seperti kalian harus disiapkan tidak hanya unggul dalam akademik, tapi juga tangguh dalam dunia usaha,” tambahnya.

Pihaknya menjelaskan bahwa ICSMM tidak berakhir di pelatihan ini. Peserta akan terus didampingi, dan yang terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk memamerkan produk dan usaha mereka secara gratis di acara Muhammadiyah Jogja Expo (MJE) pada akhir tahun 2025, mendatang.

“Kami siapkan stand khusus bagi finalis yang betul-betul serius. Mereka akan tampil di hadapan ribuan pengunjung dan menjadi role model bagi kader muda Muhammadiyah lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya, Masrukhan Budiyanto, S.H., M.M. turut hadir memberikan semangat untuk para peserta. Dalam sambutannya, Masrukhan menekankan pentingnya penguasaan soft skill sebagai fondasi utama dalam dunia kewirausahaan.

“Saudagar muda Muhammadiyah itu bukan sekadar pedagang. Ia harus punya 4K yaitu Kritis, Kreatif, Komunikatif, dan Kolaboratif. Tanpa itu, bisnis akan sulit berkembang,” pungkasnya.

Masrukhan mencontohkan kesuksesan platform digital seperti Gojek sebagai bentuk keberhasilan dalam membaca peluang, memotong alur konvensional, dan menciptakan nilai bisnis baru berbasis teknologi. Untuk itu, ia mengingatkan para peserta agar tidak takut memulai usaha, meskipun tanpa dukungan modal besar.

“Modal paling besar adalah kejelian. Banyak anak muda sekarang bisa meraih keuntungan jutaan rupiah tanpa modal awal, hanya dengan menjadi reseller atau affiliate marketer. Tapi itu tidak mungkin terjadi tanpa kreativitas dan kemampuan komunikasi yang baik,” jelasnya.

Melalui pelatihan ini, ia berharap ICSMM menjadi inkubator lahirnya pengusaha-pengusaha muda Muhammadiyah yang tidak hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga mencerahkan masyarakat dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. “Semoga seluruh peserta menjadi saudagar Muhammadiyah yang dikenal dunia, dan semuanya bermula dari ruang sederhana ini, di BBPPMPV Seni dan Budaya,” harapnya.

Selama dua hari, para peserta menerima berbagai materi pelatihan yang dirancang untuk memperkuat pemahaman kewirausahaan berbasis nilai-nilai Islam, serta keterampilan praktis dalam memulai dan mengelola usaha.

Pada hari pertama, pelatihan diisi oleh Erwin Yuniati, S.H., pemilik Bahana Batik yang berbagi kisah suksesnya dalam merintis usaha batik yang kini berkembang pesat. Kemudian dilanjut Gita Danu Pranata, S.E., M.M. membawakan materi bertajuk Ittiba’ Rasul dan Sahabat dalam Membangun Bisnis, yang menekankan pentingnya meneladani etika dan semangat dagang para sahabat Nabi.

Materi selanjutnya disampaikan Dr. Lela Hindasah, yang membekali peserta dengan kemampuan dasar pengelolaan keuangan, seperti perhitungan rugi-laba. Peserta juga diberi materi strategi digital marketing dari Faounder CV ELGNS Creative Indonesia yang merupakan alumni SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tahun 2020, Rizky Muhammad Aji S. Sementara materi terkahir yaitu penguatan kepemimpinan kewirausahaan oleh Achmad Muhamad.

Hari kedua difokuskan pada praktik penyusunan rencana bisnis. Peserta dibagi ke dalam lima kelompok yang masing-masing didampingi dua mentor Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY. Peserta diminta untuk mempresentasikan hasil rencana aksi bisnis. (guf)