Sleman – Lima siswa SMK Muhammadiyah 1 Tempel mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui usaha fesyen bernama Para-dye’s, sebuah brand yang mengkhususkan diri pada produk tie dye. Tim yang terdiri dari Lutfiyatul Yusriyah, Hasna Hanifah, Amelia Cahyani, Muhammad Erdi Prabowo, dan Vasthi Ayunda Putri ini menjadi salah satu peserta program Inkubasi Calon Saudagar Muda Muhammadiyah (ICSMM) #2.

Para-dye’s menawarkan produk berupa kain dan outer untuk pria maupun wanita dengan menggunakan teknik tie dye atau ikat celup. Teknik pewarnaan tradisional ini menghasilkan motif yang unik dan eksklusif karena setiap produk memiliki pola yang berbeda.

Barokatus Aminah, S.Pd., selaku guru pendamping menjelaskan bahwa tie dye merupakan metode pewarnaan kain yang menghasilkan motif unik dengan cara mengikat atau melipat kain di beberapa bagian sebelum dicelupkan ke dalam pewarna.

“Teknik tie dye adalah metode pewarnaan kain yang menghasilkan motif unik dengan cara mengikat atau melipat kain di beberapa bagian sebelum dicelupkan ke dalam pewarna, sehingga bagian yang terikat tidak terkena warna,” jelasnya.

Proses pembuatan produk Para-dye’s memerlukan waktu yang tidak singkat. Setiap kain harus melalui tahap pewarnaan dan fiksasi selama 24 jam agar warna tidak mudah luntur. Setelah itu, kain dikeringkan tanpa terkena cahaya matahari langsung, kemudian dijahit menjadi produk jadi seperti outer wanita atau rompi pria.

Oka, sapaan akarabnya, menilai daya tarik utama tie dye bukan hanya pada hasil akhirnya, tapi juga pada proses pembuatannya. Teknik ini menawarkan produk dengan desain unik dan eksklusif yang nyaris tak ada duanya. Selama proses pengerjaannya juga dapat menjadi sarana berekspresi, memberikan ketenangan, dan menghilangkan stres.

“Selain menjadi sarana membangun kerja sama dan menekan sikap konsumtif, tie dye juga bisa menjadi peluang bisnis dengan modal efisien. Sebab, kain yang dihasilkan dengan teknik ini dapat dibuat menjadi bermacam-macam produk fesyen sesuai dengan selera anak muda masa kini,” tambahnya.

Lebih lanjut, Oka menceritakan bahwa Para-dye’s mulai dirintis pada pertengahan 2025 dan menargetkan produk fesyen yang sesuai dengan tren anak muda. Saat ini produk yang sudah dihasilkan dan siap dijual ke pasaran berupa outer wanita.

“Yang lainnya masih berupa kain yang belum diolah dan akan dijahit menjadi outer wanita dan rompi pria, dengan beragam desain dan motif,” imbuhnya.

Melalui program Inkubasi Calon Saudagar Muda Muhamamdiyah ini, pihaknya berharap dapat menjadi wadah bagi para siswa untuk mengembangkan ide bisnis mereka sambil belajar mengelola usaha secara profesional.

“Semoga dengan mengikuti ICSMM ini bisa membangkitkan jiwa wirausaha para siswa dan menjadikan mereka pengusaha muda yang sukses di bidang produksi fesyen,” harap Oka. (guf)