Pimpinaikan oleh Dr. Tasman Hamami saat membuka acara workshop penyusunan tatatertib peserta didik sekolah/madrasah Muhammadiyah se D.I. Yogyakarta, acara yang bertempat di gedung K.H. Dewantara kantor LPMP D.I. Yogyakarta berlangsung selama 2 hari yakni 20 – 21 Mei 2018 dan menghadirkan semua perwakilan guru-guru jenjang SMA/SMK/MA Muhammadiyah se D.I. Yogyakarta sebagai peserta.
Dr. Tasman Hamami berharap agar pendekatan yang dilalukan dalam merumuskan tata terbib ini menggunakan paradigma Muhammadiyah, paradikma pendidikan Muhammadiyah yang dicanangkan oleh K.H. Ahmad Dahlan yakni pendidikan yang modern.

Menurut Dr. Tasman Hamami ada 8 ciri pendidikan yang modern, yaitu;
Pertama, pendidikan yang berorientasi ke masa depan, menjadikan masa lampau sebagai pengalaman untuk melakukan perubahan kemasa depan,
Kedua, Pendidikan yang responsive, peka terhadap perkembangan dan bisa merespon perubahan ataupun dinamika yang ada pada siswa/i, mampu memaksimalkan dinamika yang ada pada siswa untuk diarahkan sebagai potensi prestasi bagi siwa,
Ketiga, Pendidikan yang memberikan nilai pembelajaran, selalu berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan secara terus menerus, untuk selalu meraih hasil yang optimal.
Keempat, Pendidikan yang terintegrasi, pendidikan yang menyeluruh baik segi muatan maupun dari segi pembelajaran, mengupayakan prestasi yang menyuluruh, tidak hanya cerdas intelektual namun juga cerdas spiritual, emosional maupun fisik.
Kelima, Pendidikan yang sinergi, mampu melakukan kerjasama dengan semua komponen dalam rangka mengupayakan peningkayan mutu yang lebih baik,
Keenam, Pendidikan yang berkemajuan, mampu menunaikan fungsinya dengan baik, layaknya fungsi Muhammadiyah yakni; pendidikan, kaderisasai, dakwah, pelayanan. Tiga fungsi ini harus ada pada sekolah/madrasah Muhammadiyah.
Ketujuh, Pendidikan yang mencerahkan, mampu menjalankan system atau manajeman yang baik dan efektif agar mampu mengarahkan siswa/I dengan baik dan tepat.” Demikian sambutan Dr. Tasman Hamami dalam sambutannya.
Sementara itu ketua majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si menghimbau agar sekolah/madrasah Muhammadiyah lebih meningkatkan kerjasama dalam rangka mengantisipasi siswa/i sekolah/madrasah Muhammadiyah dari pengaruh hal-hal yang negatif.
Dr. Arif Budi menilai aturan tata tertib siswa/i disetiap sekolah/madrasah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta belum terpadu  antara sekolah/Muhammadiyah satu dengan sekolah/madrasah Muhammadiyah lainnya, oleh karena itu Dr. Arif Budi berharap agar aturan tata tertib siswa/i sekolah/madrasah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta bisa saling menguatkan satu sama lain, hal ini guna menciptkan aturan yang mampu berjalan dengan optimal.
“keseragaman, kebersamaan komitmen dan kepedulian yang harus dibangun bersama” kata Dr. Arif Budi
Dr. Arif Budi menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam mencerdaskan anak bangsa tentu tidak perlu diragukan lagi, namun dalam kondisi tertentu (extraordinary) sekolah Muhammadiyah bisa saja merasa tidak bisa lagi membina siswa tertentu, maka dalam hal ini Muhammadiyah tidak punya pilihan lain selain mengembalikan anak tersebut ke orang tuanya.
“dalam menyusun tata tertibini gunakanlah pendekatan yang edukatif dan inovatif, bukan peraturan yang represif sangat kaku, mengacam hingga membatansi potensi peserta didik” ujar Dr. Arif Budi
Ketua penyelenggara yang juga merupakan koordinator bidang SDI majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta Dr. Fathur menjelaskan acara ini didasari atas keprihatinan bersama, karena dalam beberapa kejadian penanganan siswa/i yang di nilai bermasalah justru hadir karena penanganan dari sekolah/madrasah Muahammadiyah di D.I. Yogyakarta masih relatif berbeda antara satu sama lain.
Dengan latar belakang tersebut maka pada forum ini diharapakan dapat membangun satu prresepsi dan visi bersama, kemudian mampu menganalisi ancaman dan tantangan kedepannya hingga bisa merumuskan solusi bersama dalam rangka memadukan tata tertib sekolah/madrasah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta.