Dikdasmen PNF DIY – Selasa (23/04/2024) SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menyambut kedatangan rombongan dari Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka Program MONEYWISE: Entrepreneurship yang diikuti oleh perwakilan peserta didik kelas XI SMA Muhi sejumlah 80 anak.
Kegiatan ini dilaksanakan di Grha As-Sakinah SMA Muhi mulai pukul 08.00 WIB. Kepala SMA Muhi Drs. H. Herynugroho, M.Pd., didampingi oleh Marini Amalia Octavianti, M.Pd., selaku Waka Bidang Humas dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada rombongan Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia.
Herynugroho mengucapkan terima kasih atas kesediaan Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia untuk berbagi pengalaman dan ilmunya bersama peserta didik SMA Muhi Yogyakarta. Dalam sambutannya Herynugroho menyatakan kegiatan ini sangat penting bagi peserta didik. Menurutnya menghadapi perubahan dunia yang semakin cepat dan dinamis, pelajar dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Lebih lagi jika mengingat cita-cita besar bangsa ini yang hendak mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045, tepat pada 100 tahun usia kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1987, US Army War College memperkenalkan sebuah konsep yang menjelaskan mengenai situasi kompleks multilateral yang terjadi pasca berakhirnya perang dingin. Konsep ini disebut sebagai VUCA. VUCA merupakan kepanjangan dari volatility atau ketidaktepatan, uncertainty atau ketidakpastian, complexity atau kerumitan, dan ambiguity yang bermakna keraguan atau ketidakjelasan.
Era VUCA ini, digambarkan dalam bentuk perubahan yang begitu cepat, serta dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit diprediksi dan dikontrol.
“Dalam menghadapi era VUCA ini, pelajar perlu melakukan adaptasi dengan pengembangan teknologi dan pengembangan keterampilan. Seperti salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan ini diharapkan akan mampu melahirkan berbagai ide dan inovasi yang mampu menjawab tantangan zaman. Salah satu cara untuk meraih prestasi dengan ide dan inovasi adalah menjadi seorang wirausahawan. Setidaknya ada enam hal yang harus dipersiapkan dalam era VUCA ini, diantaranya people agility, change agility, mental agility, result agility, learning agility, dan self-awareness agility,” pungkas beliau.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Hezlina Binti Mohd Hashim sebagai Dosen Pembimbing dan Qalam Arif sebagai Ketua Program Moneywise. Hezlina Binti Mohd Hashim memaparkan alasannya mengapa memilih Yogyakarta sebagai tujuan kegiatan ini. Provinsi D.I Yogyakarta dikenal sebagai provinsi termiskin namun paling bahagia di Pulau Jawa. Karena budaya warganya dikenal dengan sebutan “nrimo” yang berarti sifat menerima secara terbuka.
“Hal ini telah mendorong masyarakat untuk tidak berusaha meningkatkan status keuangan mereka. Oleh karena itu, sangat penting mengekspos dan mendidik remaja melalui berbagai pendekatan mengenai kewirausahaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2022 mengungkap angka pengangguran di Indonesia mencapai 5,83 persen dari total 208,54 juta penduduk, dan 14 persen pengangguran adalah lulusan perguruan tinggi dengan gelar diploma dan sarjana (S1). Dengan memperkenalkan kewirausahaan, maka lulusan dapat langsung memasuki dunia kerja dengan memulai bisnis dan meningkatkan kesempatan kerja komunitas,” papar Hezlina Binti Mohd Hashim.
Ada 3 materi besar yang disampaikan melalui 3 sesi acara kegiatan ini. Sesi pertama pukul 10.00-12.00 adalah materi tentang Bussines Model Canvas. Business Model Canvas (BMC) adalah alat manajemen strategis untuk mendefinisikan serta mengkomunikasikan ide atau konsep bisnis dengan cepat dan mudah. BMC berbentuk dokumen satu halaman yang bekerja melalui elemen fundamental bisnis atau produk, serta menyusun ide dengan cara yang koheren.
Materi sesi kedua membahas soal Creative Business Pitching. Pitching dapat diartikan sebagai presentasi bisnis kepada Investor yang potensial. Pitching dilakukan karena adanya kebutuhan akan sumber daya, dalam arti luas pitch tidak melulu hanya berkaitan dengan mendapatkan sumber pendanaan untuk usahanya. Selain sumber dana, pitching juga biasa dilakukan untuk menjalin relasi yang potensial, mendapatkan pandangan-pandangan dan masukan yang berarti untuk perkembangan produk, dan melatih soft skill dalam berbicara menyampaikan ide dan pertumbuhan bisnisnya.
Materi terakhir tentang Life Monopoly Simulation. Materi ini lebih menitikberatkan kepada bagaimana kita merencanakan keuangan dengan tepat. Pada sesi ini peserta pelatihan juga diminta melakukan perencanaan bisnis dan rencana tindak lanjut setelah mengikuti acara ini. (yus/sya)