Majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta terus konsisten melakukan upaya untuk mendorong sekolah/madrasah Muhammadiyah di propinsi D.I. Yogyakarta agar lebih maju dari tahun ke tahun. Oleh karena itu dalam visi mewujudkan sekolah/madrasah Muhammadiyah yang berkemajuan tersebut, maka majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta selalu menjaga pola hubungan komunikasi dengan para sekolah/madrasah Muhammadiyah.
Kepala sekolah/madrasah merupakan pimpinan tertinggi dan penanggung jawab penuh atas semua aktivitas dilingkungan sekolah/madrasah, mengingat pentingnya peran kepala sekolah/madrasah tersebut, maka, majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta selalu rutin setiap bulan melakukan pertemuan dan pembinaan kepada seluruh kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah jenjang SMA/SMK/MA/SLB se propinsi D.I. Yogyakarta.
Bertempat diruang aula gedung Muhammadiyah D.I. Yogyakarta (29/06), majelis melaksanakan kegiatan rutin setiap bulan pembinaan bagi kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah jenjang SMA/SMK/MA/SLB se propinsi D.I. Yogyakarta.
Acara pembinaan ini dibuka oleh ketua mejelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta, Achmad Muhamad, M.Ag., sementara materi pembinaan disampaikan oleh Prof. Dr. Tasman Hamami, M.A. selaku wakil ketua PWM D.I. Yogyakarta yang membidangi pendidikan.
Dalam pengarahan yang disampaikan oleh Achmad Muhammad, M.Ag., beliau mengatakan bahwa tradisi literasi dan numerasi sangat penting ditanamkan pada budaya setiap sekolah/madrasah Muhamamdiyah untuk menjadi cerminan diproses pembelajaran. Selain itu karakter ISMUBA yang menjadi ciri khusus karakter sekolah/madrasah Muhammadiyah juga perlu terus dijaga.
Lebih jauh dosen UIN Yogyakarta tersebut mengatakan sekolah/madrasah Muhammadiyah harus terus bisa menciptkan iklim belajar yang ramah anak dan inklusif.
Beberapa fariabel diatas, menurut Achmad Muhmad, M.Ag. harus menjadi bagian dari program sekolah/madrasah yang harus terus dievaluasi, mengingat saat ini evaluasi pembelajaran di sekolah/madrasah Muhammadiyah masih terlalu fokus ke hal-hal proses pembelajaran didalam kelas, sementara fasilitas dan kultur diluar kelas masih belum menjadi fokus perhatian dalam setiap evaluasi pembelajaran dilakukan.
Sementara itu Prof. Dr. Tasman Hamami, M.A. dalam penyampaian materinya beliau mengawali penyampaian materinya dengan mengatakan sekolah/madrasah Muhammadiyah agar selalu saling membantu dan kerjasama.
Selanjutnya guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut mengajak para kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah untuk selalu melakukan evaluasi perbaikan, lebih lanjut beliau mengatakan bahwa tugas utama pimpinan dalam hal ini adalah pimpinan sekolah/madrasah ialah selalu rutin melakukan perbaikan.
Prof. Dr. Tasman Hamami, M.A. juga menyoroti perubahana kurikulum yang baru dikeluarkan oleh Kemdikbudristek RI., menurutnya kepala sekolah/madrsah Muhammadiyah harus lebih cermat dalam mengimplementasikan kurikulum, kepala sekolah/madrasah harus bisa mengukur kekuatan dan kemampuan guru dan fasilitas sekolah/madrasah sebelum menentukan jenis kurikulum mana yang ingin diterapakn di sekolah/madrasah.
Cepatnya waktu perubahan kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah tentu juga berpengaruh ke proses persiapan penerapan kurikulum tersebut, hal ini menurut penilain Prof. Dr. Tasman Hamami, M.A. merupakan suatu masalah yang terus menerus terulang, hingga akhirnya implementasi penerapan kurikulum di sekolah/madrasah tidak berjalan dengan maksimal.
Meskipun begitu wakil ketua PWM D.I. Yogyakarta tersebut mengatakan, kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah harus tetap patuh terhadap kebijakan pemerintah terkait masalah pendidikan, dan tentu kepala sekolah/madrasah diminta untuk selalu cermat dalam menyikapi kebijakan pemerintah perihal masalah pendidikan.
Diakhir kegiatan pembinaan tersebut Dr. Sarjono, M.Si. selaku bendahara majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta kembali mengingatkan kewajiban sekolah/madrasah Muhammadiyah terharap persyariakatn Muhammadiyah. Dr. Sarjono, M.Si. mengatakan bahwa kewajiban sekolah/madrasah Muhammadiyah terhadap Muhammadiyah itu sangat penting untuk dakwah Muhammadiyah itu sendiri, oleh karena itu, jika hubungan sekolah/madrasah Muhammadiyah dengan Muhammadiyah tidak dijalankan dengan baik, maka agenda-agenda dakwan Muhammadiyah juga tidak akan berjalan maksimal.