Yogyakarta – Menyikapi pengeroyokan yang menimpa siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang sampai merenggut 1 korban jiwa, Majelis dikdasmen dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah berharap adanya sikap kooperatif dari sekolah, masyarakat dan penegak hukum. Muhammadiyah melalui Majelis DIkdasmen telah melakukan koordinasi terhadap pihak berwajib (14/12) dan memastikan sekolah untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan yang akan dilakukan siswanya.
Meskipun tawuran pelajar bukan hal baru dalam dunia remaja, namun pengeroyokan yang dilakukan terhadap siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dinilai merupakan tindak kriminal sehingga perlu adanya tindakan tegas. Arif Budi Raharjo, Ketua Majelis dikdasmen, menyampaikan keinginan untuk tindak tegas pelaku bukan berdasarkan pada dendam, tapi bagaimana untuk memberikan efek jera sehingga tidak ada kejadian yang sama dikemudian hari.
“Kami telah melakukan audiensi dengan Polda DIY pada pagi ini (14/12 -red) untuk menindaklanjuti kejadian ini” jelas Arif.
Usaha preventif terhadap kenakalan remaja sebenarnya telah dilakukan sekolah-sekolah, khususnya sekolah Muhammadiyah. Dengan basis nilai-nilai islam diharapkan untuk membentuk akhlak siswa yang lebih baik. Darmansyah, Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjelaskan proses seleksi siswa untuk masuk ke sekolahnya. “Kami melakukan, tes potensi akademik, wawancara hingga analisis psikologi kepada calon siswa untuk mengidentifikasi masalah pada calon siswa”.
Muhammadiyah D.I. Yogyakarta berharap adanya kesadaran sikap dari sekolah, masyarakat dan pihak berwajib untuk memastikan masa depan siswa yang lebih baik dan jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi.