Sleman – Peran Pendidikan Keluarga dalam Upaya Membangun Generasi Emas Berakhlak Mulia merupakan tema yang diambil oleh Majelis Dikdasmen PWM DIY dan PP Muhammadiyah dalam seminar yang diselenggarakan pada 27 Maret 2017 di Gedung Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Acara inipun menggandeng dukungan dari Direktorat Jenderal PAUD-Dikmas Kemdikbud RI.
Kegiatan yang berlangsung setengah hari ini dilatarbelakangi dari data statistik meningkatnya proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) saat ini yang diikuti penurunan proporsi penduduk usia nonproduktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) yang menyebabkan penurunan rasio ketergantungan. Jika dibuat proyeksi sederhana, mereka yang akan menduduki posisi usia produktif pada 15-20 tahun yang akan datang adalah mereka yang pada saat ini berusia antara 0-40 tahun. Data yang diperoleh Badan Pusat Statistik di tahun 2010 menunjukkan bahwa komposisi penduduk Indonesia sekarang ini saja didominasi oleh penduduk usia muda, jumlah anak kelompok usia 0-9 tahun sebanyak 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 1,49%, tidak terbayangkan betapa fantastisnya kenaikan signifikan jumlah penduduk usia muda pada tahun 2035-2045.
Menurut Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si. Ketua Majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta berdasarkan data statistik tersebut, bonus demografis bisa menjadi peluang dan tantangan jika dikelola secara efektif, namun dapat berubah menjadi ancaman. “Jika tidak ada grand-design pendidikan yang tepat untuk pembangunan potensi insani yang kita miliki maka ancaman yang menghadang perkembangan generasi emas saat ini sudah sangat kompleks.” Turur Arif
“Secara eksternal, generasi kita tengah berhadapan dengan jaringan peredaran narkoba yang selalu mengintai gerak aktivitas mereka, tantangan kemajuan teknologi informasi yang menyuburkan budaya instan dan ketergantungan terhadap media digital, termasuk pula semakin suburnya budaya hedonis dan pragmatis di kalangan anak muda yang mengarah pada pola pergaulan bebas.” Imbuh Arif.
Sedangkan Prof. Dr. Baedhowi, Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dalam sambutannya menuturkan Strategi pembelajaran tidak hanya dalam pendidikan formal, melainkan dengan ilmu, agama, kasih sayang di keluarga. “Kasih sayang dari orang tua sangat penting untuk seorang anak, karena merupakan awal dalam membangun generasi emas yang berkhlak mulia, bukan hanya bergantung pada pendidikan formal semata.” Ujar Baedhowi.
Dalam kegiatan seminar ini, sebagai narasumber Dirjen PAUD-Dikmas (Harris Iskandar, PhD), Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DIY, Prof. Dr. Noor Rochman Hadjam (Perspektif Psikologis), Dr. Sugeng Bayu Wahyono (Perspektif Sosiologis), Dra. Siti Noorjanah Djohantini, MM (Ketua PP Aisyiyah), dan Dr. Tasman Hamami, MA (Ketua PWM DIY).
Sedangkan untuk peserta seminar dihadiri oleh berbagai kalangan dari pimpinan persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah, organisasi otonom Muhammadiyah di DIY, beberapa perwakilan sekolah-sekolah Muhammadiyah, serta unsur umum secara terbatas. Jumlah yang hadir sebanyak 150 orang.