Proses perjalanan pendidikan yang dilalui oleh peserta didik yang berada dijenjang pendidikan tingkat menengah secara alamiah terjadi dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan masa remaja yang penuh dengan permasalahan dan tekanan (strom and stress).

Masa-masa  pertumbuhan dan perkembangan yang penuh dengan masalah dan tekanan tersebut dicirikan oleh berbagai penanda penting, yakni rasa ingin tahu yang sangat besar (self-curiosity), kemandirian diri yang belum tumbuh sempurna, dan konformitas yang sangat kuat terhadap kelompok sebaya yang cenderung memicu lahirnya kelompok solidaritas sebaya yang tidak jarang terkesan negatif.

Problem dan tekanan tersebut semakin kompleks manakala terdapat faktor pengukuh yang ikut turut serta memberikan tekanan psikologi yang lebih besar terhadap rapuhnya kepribadian generasi muda, yakni ketidakharmonisan dalam lingkungan keluarga, ketidak pedulian orang tua terhadap anak, dan lompatan teknologi-informasi diera global.

Fakta kekerasan yang terjadi di kalangan remaja sekarang ini telah memasuki stadium akut dan sangat mengkhawatirkan. Tekanan dan permasalahan hidup sehari-hari yang dialami oleh siswa/remaja pelaku kekerasan tidak lagi dapat dianggap sebagai manifestasi dari gangguan perkembangan psikologi, melainkan cenderung telah bermetamorfosis menjadi perilaku agresif-antisosial yang meresahkan, mengganggu ketertiban dan keamanan, bahkan mengancam keselamatan jiwa masyarakat secara umum.

Oleh karena itu, dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, Majelis Dikdasmen PWM DIY merasa perlu untuk membangun strategi yang lebih komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan dalam hal pembinaan akhlak siswa dilingkungan Pendidikan Muhammadiyah secara khusus.

Bertempat di Wisma Sargede Majelis Dikdasmen membuat kegiatan “Lokakarya Pembinaan Akhlak Siswa Muhammadiyah D.I. Yogyakarta” kegiatan tersebut dihadiri oleh WKSU Kesiswaan dilingkungan sekolah/madrasah Muhammadiyah jenjang SMA/SMK/MA Muhammaiyah di D.I. Yogyakarta, acara tersebut berlangsung selama 2 hari, Jum’at – Sabtu, 2-3 Mei 2017.

Out put yang hendak dicapai dalam kegiatan tersebut antara lain meningkatkan pemahaman peserta lokakarya tentang krisis perilaku siswa yang kerap terjadi di lingkungan Pendidikan Muhammadiyah, meningkatkan pemahaman dan persepsi Bersama tentang kegiatan penanganan dan pembinaan terhadap krisis perilaku di kalangan siswa, baik secara psikologis mapunun hokum serta membangun pemhaman dna persepsi Bersama tentang prosedur baku penanganan permasalahan atau perilaku krisis yang terjadi dilingkungan Pendidikan Muhammadiyah.