Dikdasmen PNF DIY – Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal PWM DIY menggelar Workshop Review SOP Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Bidang, Bendahara, KTU di Balai Diklat Industri Yogyakarta selama dua hari pada Jumat-Sabtu (7-8/6/2024). Kegiatan ini dimaksudkan untuk merinci pedoman dan ketentuan Pimpinan Pusat Muhammadiyah soal pendidikan agar terjadi kesepahaman tafsir dan pemaknaan.
“Ke depannya melalui upaya breakdown pedoman dan ketentuan ini diharapkan kerja-kerja AUM Pendidikan kita di DIY tidak terhambat karena berbagai tafsir kebijakan yang tak seragam,” ungkap Achmad Muhamad, M.Ag., Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY.
Workshop review SOP ini menghadirkan banyak unsur agar ada proses pelibatan semua unsur yang bergerak di bidang pendidikan dan sekolah Muhammadiyah. Adapun berbagai unsur tersebut terdiri dari Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, Dikdasmen dan PNF PDM se-DIY, serta BKS di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah.
Hadir pula Ketua PWM DIY, Dr. Muh. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A., guna menyampaikan arahannya dalam workshop tersebut. Baginya, Muhammadiyah sejak awal telah menegaskan komitmennya terhadap 3 pilar dakwah. Satu di antaranya ialah pendidikan. Oleh karena, Ikhwan Ahada menyebut bahwa jalannya pendidikan Muhammadiyah tidak boleh luntur hanya karena sekat primordialisme. Selain itu Ikhwan Ahada juga menyebut bahwa berkhidmat di sekolah Muhammadiyah bukan cuma sekadar pekerjaan, melainkan juga pengabdian yang didasari nilai keikhlasan.
“Pelaku pendidikan Muhammadiyah di DIY harus senantiasa meningatkan kualitas sekolah bersamaan dengan ghirah dan motivasi internal. Muhammadiyah DIY harus memiliki sekolah yang dinilai sebagi mercusuar pendidikan,” tegas Ikhwan Ahada.
“Perkara administratif akan menghambat jika tak lekas diperjelas. Maka yang sekiranya menyimpan risiko multi-tafsir harus segera dijadikan mono-tafsir,” imbuhnya. (sya)