Dikdasmen PNF DIY Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal PWM DIY menggelar pembinaan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana dan Humas jenjang SMA/SMK/MA/SLB di lingkungan D.I. Yogyakarta pada Selasa (26/03/2024) di Aula SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan dan pembinaan pada Wakil Kepala Bidang Sarpras dan Humas terkait pengelolaan dana dan aset di sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Drs. Sarjono, M.Si., Bendahara Majelis Dikdasmen dan PNF DIY, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar sekolah-sekolah Muhammadiyah di DIY senantiasa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan di lingkup wilayah dan nasional dengan dilandasi semangat fastabiqul khairat dan menunjukkan potensi masing-masing. Lebih jauh lagi, Drs. Sarjono, M.Si., menyorot pola pembangunan dan alokasi dana di sekolah Muhammadiyah.

“Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana haruslah membantu mengendalikan keuangan sekolah dengan tidak senantiasa memprioritaskan pembangunan fisik, melainkan juga berfokus pada proses pembangunan lain yang diarahkan untuk membangun kesejahteraan guru dan karyawan,” tegas Sarjono.

Adapun pemateri yang dihadirkan dalam pembinaan kali ini ialah Abdul Latif Baedhowi, S.Ag., Bendahara PWM DIY. Abdul Latif Baedhowi menegaskan bahwa keuangan dan aset di sekolah harus dikelola dengan baik, dialokasikan dengan jelas, dan diverifikasi serta dipertanggungjawabkan.

Sekolah mesti memiliki kebijakan keuangan yang landasannya terdiri dari beberapa hal, yakni Anggaran Pendapatan Belanja Muhammadiyah (APBM), sumber pendapatan, alokasi belanja, pengelolaan, serta laporan dan koordinasi.

“AUM Pendidikan DIY memiliki potensi yang sangat besar, paling tidak PWM membawahi 79 sekolah jenjang SMA/SMK/MA/SLB. Jika ditotal dengan jumlah sekolah di jenjang yang lain, maka Muhammadiyah DIY memiliki 407 sekolah,” ungkap Abdul Latif Baedhowi.

Abdul Latif Baedhowi, S.Ag., juga menegaskan peran penting Waka Bidang Sarpras dan Humas di sekolah. “Waka Bidang Sarpras mesti jadi pelopor pengelolaan aset sekolah, perencanaan dan pengembangan pembangunan, serta akses bantuan ke berbagai pihak,” tutur Abdul Latif Baedhowi.

Adapun Waka Bidang Humas harus mampu membangun jalinan dengan lingkungan masyarakat dan pemerintahan, membina harmonisasi dengan berbagai jaringan Persyarikatan, menjadikan komite sekolah sebagai partner pengembangan, memanfaatkan prospek kelulusan dan jalinan alumni yang berkesinambungan, serta optimalisasi potensi wali siswa yang prospek.

Selain itu, bagi Abdul Latif Baedhowi, Humas juga harus bekerja sama dalam pembinaan kegiatan remaja dan perguruan tinggi serta DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) sebagai partner jejaring sekolah. (sya)